Secara garis besar, pemilihan metode dan instrumen pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
1. Tujuan penelitian
Yang sekaligus menentukan jenis dan macam variabel. Dalam bab sebelumnya Saudara sudah dilatih untuk membuat sekaligus menentukan metode apa yang tepat untuk mengumpulkan datanya.
2. Sampel penelitian
Apabila sampelnya besar, tentusaja peneliti tidak mampu menggunakan wawancara atau observasi. Angket akan lebih tepat agaknya.
3. Lokasi
Apabila penelitian meliputi daerah yang luas, akan lebih efektif lokasi menggunakan metode kuesioner.
4. Pelaksana
Apabila pelaksanaannya cukup banyak sedangkan responden tidak begitu banyak, maka sangat mungkin menggunakan wawancara atau observasi, Akan tetapi jika keadaannya sebaliknya, kuesioner tentu lebih tepat.
5. Biaya dan waktu
Walaupun hasilnya akan lebih baik jika peneliti mengadakan observasi, akan tetapi karena biaya dan waktunya terbatas maka peneliti harus puas hanya mengadakan kuesioner.
6. Data
Jika kita akan mengorek pendapat yang lebih dalam, maka wawancara kiranya lebih tepat.
Dari uraian ini tampaknya kuesioner merupakan metode yang selalu dapat digunakan. Namun demikian, apabila peneliti berpendapat bahwa apabila dengan metode selain hasilnya akan jauh lebih baik, maka metode lain itulah yang harus dipakai Lagi pula, walaupun kuesioner digunakan sebagai metode metode lain perlu digunakan juga untuk pelengkap dalam mengumpulkan data lain, atau data yang sama sebagai checking silang (cross check).
Sebagai contoh, kita akan mengadakan penelitian terhadap pelaksanaan penataran. Untuk keperluan ini peneliti dapat menggunakan:
1. Angket untuk petatar.
2. Angket untuk penatar.
3. Interviu untuk penatar, petatar, dan pelaksana.
Interviu digunakan untuk kepentingan:
1. Cross check data yang diperoleh dengan angket.
2. Data lain yang tidak dapat diungkap melalui angket, misalnya tentang pendapat, sikap pihak-pihak yang terlibat.
Metode dokumentasi dapat digunakan pula untuk melihat catatan- catatan atau tugas-tugas hasil penataran.