Satu minggu kemudian…
“Sherin berhenti bekerja?” tanya Dean tak percaya. Naya mengangguk.
“Iya. Aku tidak tau alasannya. Mungkin karena ia butuh waktu lama untuk beristirahat.” Kata Naya. Dean menunduk. Sekali lagi, Sherin melakukan ini kepadanya..
“Yasudah…” kata Dean lalu hendak pergi kalau saja Naya tidak menahan tangannya. “Ada apa?”
“Hmmm…, Sherin menitipkan surat ini untukmu. Aku tidak membacanya. Sungguh.” Kata Naya sambil meletakkan surat beramplop merah di tangan Dean. Dean menerima sura itu.
“Terima kasih.”
“Iya.” Jawab Naya diakhiri senyum.
Malamnya…
Seperti biasa, Dean diam menatap bulan. Ia tetap tak menemukan jawaban atas ribuan pertanyaan yang berkecamuk dalam benaknya. Mendadak ponselnya berbunyi, ia mengacuhkannya sejenak. Paling-paling dari Ibunya yang ngotot meminta Dean untuk melanjutkan study nya di luar negeri. Tak lama kemudian ia membuka pesan tersebut. Dan, oh! Betapa terkejutnya ia setelah membaca pesan yang ternyata dari Sherin.
From : Sherin