Wanita dan Semut-semut di KepalanyaOleh Anggun PrameswariSungguh, tida การแปล - Wanita dan Semut-semut di KepalanyaOleh Anggun PrameswariSungguh, tida ไทย วิธีการพูด

Wanita dan Semut-semut di Kepalanya

Wanita dan Semut-semut di Kepalanya
Oleh Anggun Prameswari
Sungguh, tidak ada yang paham rumitnya isi kepala wanita itu. Termasuk sang suami yang mengencaninya selama enam tahun, lalu menikahinya selama enam tahun pula. Konon, pria itu tak kuat lagi menghadapi pikiran istrinya yang selalu rumit. Ia angkat kaki setelah ribut besar dan berkata lantang sekali sampai sepenjuru gang mendengarnya, ”Otakmu yang rumit itu, suatu hari akan habis dimakan semut-semut.”
Para tetangga pun mulai bertaruh, apakah wanita itu akan merutuki nasibnya, atau kalap mencari suaminya ke sepenjuru kota; jika perlu mengetuk tiap pintu, atau mulai bertingkah tak waras. Namun, ia tetap melanjutkan hidup seperti tak terjadi apa-apa. Ia berangkat sebelum matahari terbit dan pulang sebelum senja; bekerja sebagai pustakawati di universitas swasta. Setiba di rumah, ia menyeduh teh serai lalu duduk di beranda untuk membaca buku. Tepat jam sembilan malam, ia akan masuk, mengunci pintu, dan mematikan lampu-lampu. Di hari Minggu, ia pergi ke pasar membeli bahan makanan layaknya istri pada umumnya. Lelah menerka, akhirnya mereka pun berhenti bertaruh.
Sayangnya, semua berubah saat ia menemukan sepucuk surat yang lupa diambil dari kotak di dekat pagar. Pembantunya, yang memang cuma datang dua jam di pagi hari untuk cuci-seterika, mencuri pandang saat wanita itu membuka amplop dengan tangan bergetar hebat. Majikannya menatap kosong ke arah kertas, seakan matanya tengah mengunjungi tempat yang jauh.
”Bu, kok, pucat begitu?” dikumpulkannya nyali untuk bertanya.
”Bik, bagaimana caranya membunuh semut?”
”Hah?”
”Kudengar ada kapur ajaib yang bisa mengusir semut?”
Pembantu itu makin bingung.
”Belikan selusin. Ah jangan, dua lusin saja.”
”Banyak betul. Buat apa?”
”Mengusir semut, untuk apa lagi. Sebelum mereka makan habis otakku.”
Dengan bingung yang bertindihan, ia bergegas menuju warung. Dilihatnya sang majikan melipat surat itu kecil-kecil sembari menatap-jelajah seluruh sudut rumah; seakan ada yang dicari. Pembantu itu sontak teringat sesuatu saat menutup pintu pagar; kalimat penuh amarah suami majikannya selepas bertengkar, ”otakmu yang rumit itu, suatu hari akan habis dimakan semut-semut.”
Wanita itu baru sadar, ternyata di rumahnya ada semut. Awalnya satu. Esok jadi dua. Lusa jadi berlipat banyaknya. Ia lihat semut-semut itu berjajar beriringan dalam selengkung garis di dinding teras rumah. Novel Haruki Murakami di pangkuan tak lagi menggugah seleranya. Ia mendekatkan pandangan, mengamati benar-benar.
Semut-semut merah berpapasan, lalu kembali berjalan, berpapasan lagi, begitu seterusnya. Dari lubang kecil di batas taman dan lantai teras, barisan semut itu mengular sampai ke lubang kecil di dekat kusen.
Dalam hatinya bertanya, lubang sekecil itu, mana bisa menampung semut sebanyak itu. Apa pula yang mereka katakan saat berpapasan. Apa mereka bertukar kabar atau sedang membicarakan dirinya, yang terlampau khusyuk mengamati koloni semut. Wanita itu terus berjongkok bak profesor peneliti tingkah laku semut. Lupa pada senja yang beranjak. Tuli pada kasak-kusuk tetangganya yang keheranan.
Mendadak ia teringat murka suaminya yang membahana ke mana-mana saat itu. Ia berlari mengambil kapur ajaib. Digoreskannya melintang pukang di jalur masuk rumahnya. Semacam mantra ajaib yang Sri Rama guratkan mengelilingi tanah pijakan Dewi Shinta, agar tak ada yang bisa menculiknya.
Sekilas ia tersenyum lega. Malam ini tidurnya bisa nyenyak. Namun, tak lama ia sadar. Bukankah akhirnya Dasamuka berhasil menembus lingkaran perlindungan dan menculik Shinta? Kengerian menjalari tengkuk, seakan semut-semut merah itu mencari jalan menembus tengkoraknya. Bersiap memakan habis otaknya.
Semalaman, wanita itu tidak tidur. Dibeliakkannya mata lebar-lebar. Mencari lubang setusukan batang jarum di sudut tersembunyi rumahnya yang bisa dijadikan celah masuk semut.
Ia pun tak peduli lagi saat tetangganya bulat menyimpulkan; kesepian telah memakan habis kewarasannya.
Semut-semut itu terus berbaris entah mana ujung dan pangkalnya. beranda, dinding belakang rumah, dinding dapur, bahkan di dekat jendela kamarnya, sudah takluk dikepung semut.
Ia suruh pembantunya menyapu dua kali lebih sering. Tak lagi ia menyimpan kue untuk mengudap. Ia juga mulai makan di taman depan, agar tak ada sisa makanan berjatuhan di dalam rumah. Tak dipedulikannya tatap iba yang makin kentara, tiap kali ia suapkan makanan ke dalam mulut. Saat ditanya kenapa makan di luar, ia menjawab, ”Di dalam banyak semut.”
”Apa hubungannya?”
”Nanti aku dikerubungi semut.”
”Masa takut sama semut?”
”Pernah hitung berapa ekor semut di dalam sana? Mungkin ada lebih dari sejuta. Aku bisa dikerubungi! Bisa habis otakku dimakan,” bisiknya sambil melahap lauk terakhir. Sorot matanya tajam dan dalam. Tetangganya memilih pergi sambil menggelengkan kepala.
Ia pun balik melawan. Dikerahkan segala resep alami pengusir semut yang ditemukannya di internet. Ada larutan cuka, potongan mentimun, kantong teh mint bekas, jus lemon, air sabun, larutan garam, sampai taburan bubuk kopi dan bedak bayi. Sayang, semuanya berkhasiat sementara. Di ujung hari, iring-iringan semut bertambah panjang, semakin rapat.
Terlampau kesal, ia membeli sebotol obat serangga. Tanpa peduli lagi, diarahkan penyemprotnya, mirip bazooka membombardir ke segala arah. Titik-titik cairan menghujani dinding-dinding, meninggalkan pola basah. Semut-semut itu akhirnya menempel tak bergerak di dinding. Melihat itu, ia makin kalap menggerakkan tangan, menyemprot seisi rumah. Aroma obat membubung, membekap jalur udara. Ia tak peduli. Yang penting mereka mati, tak bersisa lagi.
Tak dinyana, tepat tengah malam, garis-garis yang dibentuk dari barisan semut muncul kembali. Seakan mereka bangkit dari kematian, membawa pasukan lebih banyak. Setengah tercekik aroma obat serangga, wanita itu terkulai lemas. Terduduk dengan mata yang panas. Lelehlah segala kelelahan yang ia simpan kuat-kuat di dada.
Andai suaminya ada di sini. Lelaki itu pasti tahu bagaimana mengatasi ini semua. Semut-semut ini, juga kesepiannya.
Akhirnya ia berhenti berperang. Ia biarkan semut-semut itu merambati dinding rumah. Makin banyak saja yang bertandang. Semut dari rumah sebelah, rumah sebelahnya lagi, dan taman depan kompleks. Bahkan, semut-semut di kantornya ikut datang ke rumah. Sengaja ia tebarkan butir-butir gula agar mereka betah, beranak pinak, menemaninya di rumah yang terasa makin sepi setelah pembantunya meminta berhenti karena tak tega melihat majikannya makin gila.
Ternyata semut-semut itu memahaminya. Mendengarkannya bercerita. Persis suaminya. Pria itu begitu perhatian, telaten mendengarkannya. Satu-satunya yang bertahan di sisinya, menghadapinya, meladeninya.
Pria itu lelaki sederhana. Ia wanita rumit yang jatuh cinta padanya. Tiap ia membuat isi kepalanya semrawut entah oleh apa, pria itu cepat-cepat menyederhanakannya. Dengan pelukan dan ciuman. Seakan bibir pria itu mengandung xanax yang segera mengurai kegelisahannya yang mirip buntal benang wol.
”Kalian tahu, aku mencintainya,” ujar wanita itu lirih serupa embus angin. Semut-semut itu hening mendengarkan. ”Aku merindukannya. Ia suka sekali memelukku dari belakang sampai aku jatuh tertidur.”
Tak ada jawaban. Hanya ada derap kaki-kaki semut.
”Suatu hari, ia bilang ia lelah. Katanya aku terlalu rumit. Padahal, aku cuma bertanya, apa jadinya kalau suatu hari ia bertemu wanita yang mirip dirinya. Sederhana. Tak banyak bertanya. Jarang mengkhayal. Tak gemar menumbuhkan cerita-cerita di kepala, tentang kemungkinan-kemungkinan, juga perkiraan. Apakah ia akan jatuh cinta pada wanita itu? Apa ia akan berpaling? Kalaupun meningggalkanku, apa ia masih akan merindukanku? Diam-diam membayangkanku saat bercinta dengan wanita itu.”
Kini dinding tak terlihat lagi warnanya. Rata dipenuhi semut-semut yang berdatangan dari pelosok negeri. Mendengarkan dongengnya sembari mengudap butir gula dan remah makanan yang sengaja ia tebarkan.
”Awalnya ia tak menjawab, tapi aku bersikeras. Bukankah wanita sederhana itu selalu ada? Mungkin lebih banyak di mana-mana. Aku bilang kepadanya, ia tampan dan pintar. Perempuan kelak mendatanginya, satu demi satu, lama-lama jadi seribu, mengerubunginya seperti semut mengepung gula-gula. Aku harus yakin bahwa ia akan tetap mencintaiku. Aku terus saja bertanya, sampai akhirnya ia lelah. Pergi dan menyumpahi otakku habis dimakan semut.”
Wanita itu terkekeh. Matanya nampak lelah. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju kamar dan merebahkan tubuh. Semut-semut itu mengikutinya, melapisi perabotan dan setiap permukaan rumah, seakan semua ditutup beledu merah kehitaman.
”Mungkin wanita sederhana itu benar-benar ada. Bisa jadi karena itulah ia pergi. Bukan karena ia lelah mencintaiku. Bagaimana menurut kalian?”
Semut-semut merangsek merambati ranjang.
”Atau mungkin ia bukannya menyumpahiku. Mungkin ia berdoa aku tak lagi rumit. Menjadi lebih sederhana agar lebih mudah dicintai. Kalian setuju?”
Mereka terus naik ke tubuhnya. Ujung kaki, ujung tangan, rambut, perut, entah bagian manalagi yang tersisa.
”Boleh kuminta tolong, maukah kalian habiskan isi otakku yang rumit?”
Esok hari, kompleks itu gempar. Tubuh seorang wanita kesepian ditemukan tak bernyawa. Aroma busuk makanan yang sengaja disebar berbaur dengan uap obat serangga yang memenuhi rumahnya.
Suara-suara tetangga yang membubung sekejap diam saat sesosok tiba di rumah berpenghuni malang itu. Entah sudah berapa bulan lelaki itu tak muncul. Sejak ribut besar dan menyumpahi istrinya dengan lantang.
Wajahnya pucat. Dalam hati ia mengumpat, andai waktu itu ia tak mengirimkan surat gugatan cerai. Andai ia tak menyumpahinya. Andai ia tak lelah mencintai wanita berpikiran rumit itu. Ah tidak, andai sejak awal ia tak jatuh cinta kepadanya.
Ia memeluk istrinya terakhir kali. Ujung jari wanita itu menggenggam surat gugatan cerai yang lusuh karena terlalu sering dipegang. Tertahan, isaknya menyayat hati. Saking merananya, lelaki itu tak menyadari tak ada see
0/5000
จาก: -
เป็น: -
ผลลัพธ์ (ไทย) 1: [สำเนา]
คัดลอก!
Wanita dan Semut-semut di KepalanyaOleh Anggun PrameswariSungguh, tidak ada yang paham rumitnya isi kepala wanita itu. Termasuk sang suami yang mengencaninya selama enam tahun, lalu menikahinya selama enam tahun pula. Konon, pria itu tak kuat lagi menghadapi pikiran istrinya yang selalu rumit. Ia angkat kaki setelah ribut besar dan berkata lantang sekali sampai sepenjuru gang mendengarnya, ”Otakmu yang rumit itu, suatu hari akan habis dimakan semut-semut.”Para tetangga pun mulai bertaruh, apakah wanita itu akan merutuki nasibnya, atau kalap mencari suaminya ke sepenjuru kota; jika perlu mengetuk tiap pintu, atau mulai bertingkah tak waras. Namun, ia tetap melanjutkan hidup seperti tak terjadi apa-apa. Ia berangkat sebelum matahari terbit dan pulang sebelum senja; bekerja sebagai pustakawati di universitas swasta. Setiba di rumah, ia menyeduh teh serai lalu duduk di beranda untuk membaca buku. Tepat jam sembilan malam, ia akan masuk, mengunci pintu, dan mematikan lampu-lampu. Di hari Minggu, ia pergi ke pasar membeli bahan makanan layaknya istri pada umumnya. Lelah menerka, akhirnya mereka pun berhenti bertaruh.Sayangnya, semua berubah saat ia menemukan sepucuk surat yang lupa diambil dari kotak di dekat pagar. Pembantunya, yang memang cuma datang dua jam di pagi hari untuk cuci-seterika, mencuri pandang saat wanita itu membuka amplop dengan tangan bergetar hebat. Majikannya menatap kosong ke arah kertas, seakan matanya tengah mengunjungi tempat yang jauh.”Bu, kok, pucat begitu?” dikumpulkannya nyali untuk bertanya.”Bik, bagaimana caranya membunuh semut?””Hah?””Kudengar ada kapur ajaib yang bisa mengusir semut?”Pembantu itu makin bingung.”Belikan selusin. Ah jangan, dua lusin saja.””Banyak betul. Buat apa?””Mengusir semut, untuk apa lagi. Sebelum mereka makan habis otakku.”Dengan bingung yang bertindihan, ia bergegas menuju warung. Dilihatnya sang majikan melipat surat itu kecil-kecil sembari menatap-jelajah seluruh sudut rumah; seakan ada yang dicari. Pembantu itu sontak teringat sesuatu saat menutup pintu pagar; kalimat penuh amarah suami majikannya selepas bertengkar, ”otakmu yang rumit itu, suatu hari akan habis dimakan semut-semut.”Wanita itu baru sadar, ternyata di rumahnya ada semut. Awalnya satu. Esok jadi dua. Lusa jadi berlipat banyaknya. Ia lihat semut-semut itu berjajar beriringan dalam selengkung garis di dinding teras rumah. Novel Haruki Murakami di pangkuan tak lagi menggugah seleranya. Ia mendekatkan pandangan, mengamati benar-benar.Semut-semut merah berpapasan, lalu kembali berjalan, berpapasan lagi, begitu seterusnya. Dari lubang kecil di batas taman dan lantai teras, barisan semut itu mengular sampai ke lubang kecil di dekat kusen.Dalam hatinya bertanya, lubang sekecil itu, mana bisa menampung semut sebanyak itu. Apa pula yang mereka katakan saat berpapasan. Apa mereka bertukar kabar atau sedang membicarakan dirinya, yang terlampau khusyuk mengamati koloni semut. Wanita itu terus berjongkok bak profesor peneliti tingkah laku semut. Lupa pada senja yang beranjak. Tuli pada kasak-kusuk tetangganya yang keheranan.Mendadak ia teringat murka suaminya yang membahana ke mana-mana saat itu. Ia berlari mengambil kapur ajaib. Digoreskannya melintang pukang di jalur masuk rumahnya. Semacam mantra ajaib yang Sri Rama guratkan mengelilingi tanah pijakan Dewi Shinta, agar tak ada yang bisa menculiknya.Sekilas ia tersenyum lega. Malam ini tidurnya bisa nyenyak. Namun, tak lama ia sadar. Bukankah akhirnya Dasamuka berhasil menembus lingkaran perlindungan dan menculik Shinta? Kengerian menjalari tengkuk, seakan semut-semut merah itu mencari jalan menembus tengkoraknya. Bersiap memakan habis otaknya.Semalaman, wanita itu tidak tidur. Dibeliakkannya mata lebar-lebar. Mencari lubang setusukan batang jarum di sudut tersembunyi rumahnya yang bisa dijadikan celah masuk semut.Ia pun tak peduli lagi saat tetangganya bulat menyimpulkan; kesepian telah memakan habis kewarasannya.Semut-semut itu terus berbaris entah mana ujung dan pangkalnya. beranda, dinding belakang rumah, dinding dapur, bahkan di dekat jendela kamarnya, sudah takluk dikepung semut.Ia suruh pembantunya menyapu dua kali lebih sering. Tak lagi ia menyimpan kue untuk mengudap. Ia juga mulai makan di taman depan, agar tak ada sisa makanan berjatuhan di dalam rumah. Tak dipedulikannya tatap iba yang makin kentara, tiap kali ia suapkan makanan ke dalam mulut. Saat ditanya kenapa makan di luar, ia menjawab, ”Di dalam banyak semut.””Apa hubungannya?””Nanti aku dikerubungi semut.””Masa takut sama semut?””Pernah hitung berapa ekor semut di dalam sana? Mungkin ada lebih dari sejuta. Aku bisa dikerubungi! Bisa habis otakku dimakan,” bisiknya sambil melahap lauk terakhir. Sorot matanya tajam dan dalam. Tetangganya memilih pergi sambil menggelengkan kepala.Ia pun balik melawan. Dikerahkan segala resep alami pengusir semut yang ditemukannya di internet. Ada larutan cuka, potongan mentimun, kantong teh mint bekas, jus lemon, air sabun, larutan garam, sampai taburan bubuk kopi dan bedak bayi. Sayang, semuanya berkhasiat sementara. Di ujung hari, iring-iringan semut bertambah panjang, semakin rapat.Terlampau kesal, ia membeli sebotol obat serangga. Tanpa peduli lagi, diarahkan penyemprotnya, mirip bazooka membombardir ke segala arah. Titik-titik cairan menghujani dinding-dinding, meninggalkan pola basah. Semut-semut itu akhirnya menempel tak bergerak di dinding. Melihat itu, ia makin kalap menggerakkan tangan, menyemprot seisi rumah. Aroma obat membubung, membekap jalur udara. Ia tak peduli. Yang penting mereka mati, tak bersisa lagi.Tak dinyana, tepat tengah malam, garis-garis yang dibentuk dari barisan semut muncul kembali. Seakan mereka bangkit dari kematian, membawa pasukan lebih banyak. Setengah tercekik aroma obat serangga, wanita itu terkulai lemas. Terduduk dengan mata yang panas. Lelehlah segala kelelahan yang ia simpan kuat-kuat di dada.Andai suaminya ada di sini. Lelaki itu pasti tahu bagaimana mengatasi ini semua. Semut-semut ini, juga kesepiannya.Akhirnya ia berhenti berperang. Ia biarkan semut-semut itu merambati dinding rumah. Makin banyak saja yang bertandang. Semut dari rumah sebelah, rumah sebelahnya lagi, dan taman depan kompleks. Bahkan, semut-semut di kantornya ikut datang ke rumah. Sengaja ia tebarkan butir-butir gula agar mereka betah, beranak pinak, menemaninya di rumah yang terasa makin sepi setelah pembantunya meminta berhenti karena tak tega melihat majikannya makin gila.Ternyata semut-semut itu memahaminya. Mendengarkannya bercerita. Persis suaminya. Pria itu begitu perhatian, telaten mendengarkannya. Satu-satunya yang bertahan di sisinya, menghadapinya, meladeninya.Pria itu lelaki sederhana. Ia wanita rumit yang jatuh cinta padanya. Tiap ia membuat isi kepalanya semrawut entah oleh apa, pria itu cepat-cepat menyederhanakannya. Dengan pelukan dan ciuman. Seakan bibir pria itu mengandung xanax yang segera mengurai kegelisahannya yang mirip buntal benang wol.”Kalian tahu, aku mencintainya,” ujar wanita itu lirih serupa embus angin. Semut-semut itu hening mendengarkan. ”Aku merindukannya. Ia suka sekali memelukku dari belakang sampai aku jatuh tertidur.”Tak ada jawaban. Hanya ada derap kaki-kaki semut.
”Suatu hari, ia bilang ia lelah. Katanya aku terlalu rumit. Padahal, aku cuma bertanya, apa jadinya kalau suatu hari ia bertemu wanita yang mirip dirinya. Sederhana. Tak banyak bertanya. Jarang mengkhayal. Tak gemar menumbuhkan cerita-cerita di kepala, tentang kemungkinan-kemungkinan, juga perkiraan. Apakah ia akan jatuh cinta pada wanita itu? Apa ia akan berpaling? Kalaupun meningggalkanku, apa ia masih akan merindukanku? Diam-diam membayangkanku saat bercinta dengan wanita itu.”
Kini dinding tak terlihat lagi warnanya. Rata dipenuhi semut-semut yang berdatangan dari pelosok negeri. Mendengarkan dongengnya sembari mengudap butir gula dan remah makanan yang sengaja ia tebarkan.
”Awalnya ia tak menjawab, tapi aku bersikeras. Bukankah wanita sederhana itu selalu ada? Mungkin lebih banyak di mana-mana. Aku bilang kepadanya, ia tampan dan pintar. Perempuan kelak mendatanginya, satu demi satu, lama-lama jadi seribu, mengerubunginya seperti semut mengepung gula-gula. Aku harus yakin bahwa ia akan tetap mencintaiku. Aku terus saja bertanya, sampai akhirnya ia lelah. Pergi dan menyumpahi otakku habis dimakan semut.”
Wanita itu terkekeh. Matanya nampak lelah. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju kamar dan merebahkan tubuh. Semut-semut itu mengikutinya, melapisi perabotan dan setiap permukaan rumah, seakan semua ditutup beledu merah kehitaman.
”Mungkin wanita sederhana itu benar-benar ada. Bisa jadi karena itulah ia pergi. Bukan karena ia lelah mencintaiku. Bagaimana menurut kalian?”
Semut-semut merangsek merambati ranjang.
”Atau mungkin ia bukannya menyumpahiku. Mungkin ia berdoa aku tak lagi rumit. Menjadi lebih sederhana agar lebih mudah dicintai. Kalian setuju?”
Mereka terus naik ke tubuhnya. Ujung kaki, ujung tangan, rambut, perut, entah bagian manalagi yang tersisa.
”Boleh kuminta tolong, maukah kalian habiskan isi otakku yang rumit?”
Esok hari, kompleks itu gempar. Tubuh seorang wanita kesepian ditemukan tak bernyawa. Aroma busuk makanan yang sengaja disebar berbaur dengan uap obat serangga yang memenuhi rumahnya.
Suara-suara tetangga yang membubung sekejap diam saat sesosok tiba di rumah berpenghuni malang itu. Entah sudah berapa bulan lelaki itu tak muncul. Sejak ribut besar dan menyumpahi istrinya dengan lantang.
Wajahnya pucat. Dalam hati ia mengumpat, andai waktu itu ia tak mengirimkan surat gugatan cerai. Andai ia tak menyumpahinya. Andai ia tak lelah mencintai wanita berpikiran rumit itu. Ah tidak, andai sejak awal ia tak jatuh cinta kepadanya.
Ia memeluk istrinya terakhir kali. Ujung jari wanita itu menggenggam surat gugatan cerai yang lusuh karena terlalu sering dipegang. Tertahan, isaknya menyayat hati. Saking merananya, lelaki itu tak menyadari tak ada see
การแปล กรุณารอสักครู่..
ผลลัพธ์ (ไทย) 2:[สำเนา]
คัดลอก!
ผู้หญิงและมดในหัว
โดย Anggun Prameswari
อันที่จริงไม่มีใครเข้าใจความซับซ้อนของเนื้อหาของหัวของผู้หญิง รวมทั้งสามีที่ลงวันที่เธอเป็นเวลาหกปีแล้วแต่งงานกับเธอเป็นเวลาหกปีต่อไป ที่กล่าวว่าเขาไม่สามารถเผชิญกับความคิดของเธอที่ซับซ้อนเสมอ เขายกขาหลังเอะอะใหญ่และพูดออกมาดัง ๆ ครั้งเพื่อ sepenjuru ซอยได้ยิน "สมองของคุณมีความซับซ้อนว่าวันหนึ่งจะกินมด."
เพื่อนบ้านเริ่มเดิมพันว่าเธอจะ merutuki ชะตากรรมหรือเมามันค้นหาสามีของเธอเพื่อ sepenjuru เมือง; ถ้าจำเป็นจะเคาะประตูทุกบานหรือเริ่มทำหน้าที่บ้า แต่เขายังคงอยู่เช่นถ้ามีอะไร เขาตั้งออกก่อนพระอาทิตย์ขึ้นและกลับมาก่อนที่จะค่ำ; ทำงานเป็นบรรณารักษ์ที่มหาวิทยาลัยเอกชน ที่เดินทางมาถึงบ้านเขาต้มชาตะไคร้และนั่งอยู่บนระเบียงที่จะอ่านหนังสือ ว่าเก้าในเวลากลางคืนเขาจะไปในการล็อคประตูและปิดไฟ ในวันอาทิตย์ที่เธอจะไปตลาดเพื่อซื้อร้านขายของชำเช่นภรรยาทั่วไป เหนื่อยกับการคาดเดาที่สุดพวกเขาก็หยุดการพนัน.
แต่น่าเสียดายที่ทุกอย่างเปลี่ยนไปเมื่อเขาพบจดหมายฉบับหนึ่งที่ลืมจะมาจากกล่องที่อยู่ใกล้รั้ว ผู้ช่วยผู้ที่ได้รับมาเพียงสองชั่วโมงในตอนเช้าเพื่อล้างและเหล็กขโมยได้อย่างรวดเร็วขณะที่เธอเปิดซองจดหมายด้วยมือของเขาสั่น นายจ้างของเขาจ้อง blankly ไปยังกระดาษเช่นถ้าดวงตาของเขาได้รับการเยี่ยมชมสถานที่ที่ห่างไกล.
"แม่จริงๆอ่อนเพื่อ?" รวบรวมความกล้าที่จะถาม.
"Bik วิธีการฆ่ามด?"
"หือ?"
"ผมได้ยินมีชอล์กวิเศษที่สามารถขับรถ มด "
แม่บ้านได้รับการสับสน.
"ซื้อโหล อาไม่มีสองโหล. "
"ดีหลายคน สำหรับอะไร? "
"การกำจัดมดสำหรับสิ่งอื่น ก่อนที่พวกเขาเสร็จสิ้นการรับประทานอาหารสมองของฉัน. "
ด้วยการทับซ้อนกันสับสนเธอรีบวิ่งไปที่ร้านค้า เขาเห็นต้นแบบพับจดหมายเข้ามาจ้องมองเล็ก ๆ ที่บ้านล่องเรือรอบมุม; เช่นถ้ามีการขอ แม่บ้านก็นึกถึงบางสิ่งบางอย่างเมื่อปิดประตู; ประโยคเต็มสามีโกรธนายจ้างของเธอหลังจากการต่อสู้ "สมองของคุณมีความซับซ้อนว่าวันหนึ่งจะกินมด."
เธอตระหนักก็จะเปิดออกมีมดในบ้าน ในขั้นต้นหนึ่ง พรุ่งนี้สอง Lusa เป็นสองเท่าของจำนวน เขาเห็นมดเรียงรายขึ้นจับมือกันในสายบนระเบียงผนัง selengkung ฮารูกิมูราคามินวนิยายในตักของเธอจะไม่นำมาซึ่งรสชาติ เขาถือมุมมองที่ดูจริงๆ.
มดสีแดงผ่านไปแล้วกลับวิ่งเส้นทางข้ามอีกครั้งและอื่น ๆ จากรูเล็ก ๆ อยู่บนพื้นระเบียงและเขตอุทยานเส้น snaking ลงไปมดเป็นรูเล็ก ๆ ที่อยู่ใกล้กรอบ.
ในหัวใจของเขาถามว่ารูเล็ก ๆ ซึ่งสามารถรองรับมดมากที่สุดเท่าที่มัน อะไรคือสิ่งที่พวกเขากล่าวว่าในขณะที่พวกเขาเดิน สิ่งที่พวกเขาแลกเปลี่ยนข่าวหรือมีการพูดคุยเกี่ยวกับเขาซึ่งเป็นเคร่งขรึมเกินไปที่จะสังเกตอาณานิคมของมด ผู้หญิงยังคงหมอบอ่างวิจัยพฤติกรรมมดศาสตราจารย์ ลืมในค่ำที่เพิ่มขึ้น คนหูหนวกจะประหลาดใจเพื่อนบ้านกระซิบ.
ทันใดนั้นเธอจำความโกรธสามีของเธอส่งเสียงดังทุกที่ในเวลานั้น เขาวิ่งไปหาชอล์กวิเศษ Digoreskannya ลิงขวางถนนในบ้านของเขา ชนิดของเวทมนตร์ที่ศรีพระราม guratkan ที่ดินรอบเกาะ Dewi Shinta เพื่อที่ว่าไม่มีใครสามารถลักพาตัวเขา.
อย่างรวดเร็วก่อนที่เขายิ้มด้วยความโล่งอก สามารถคืนนี้นอนหลับอุตุ แต่ในไม่ช้าเขาก็ตระหนักว่า มันไม่ได้เป็นในที่สุดก็ยากจนผ่านวงกลมของการป้องกันและการลักพาตัว Dasamuka Shinta? คอหนังสยองขวัญที่กำลังคืบคลานเช่นถ้ามดสีแดงกำลังมองหาวิธีที่จะเจาะกะโหลกศีรษะ เตรียมที่จะกินสมองของเขา.
คืนทั้งหมดเธอก็ไม่ได้นอน Dibeliakkannya ตากว้าง กำลังมองหาหลุมแกนเข็ม setusukan ในมุมของบ้านที่สามารถนำมาใช้เป็นทางเข้าที่ซ่อนกรีดมด.
เขาไม่สนใจอีกต่อไปเมื่อเพื่อนบ้านมีมติเป็นเอกฉันท์สรุป; ทรงเหงากินสติของเขา.
มดเดินถูกเก็บไว้ที่ใดที่หนึ่งที่ปลายและฐาน ระเบียงผนังด้านหลังของบ้านผนังของห้องครัวแม้ใกล้หน้าต่างของห้องพักของเขาเงียบ ๆ แล้วมดล้อมรอบ.
เขาบอกว่าช่วยกวาดมักจะเป็นสองเท่า ไม่มีอีกต่อไปมันจะช่วยประหยัดคุกกี้ขนมขบเคี้ยว นอกจากนี้เขายังเริ่มกินในด้านหน้าของสวนสาธารณะเพื่อให้เศษอาหารที่ไม่ตกอยู่ในบ้าน ไม่เกี่ยวกับการได้รับการดูแลใบหน้าสงสารที่เห็นได้ชัดมากขึ้นทุกครั้งที่เขา suapkan อาหารเข้าไปในปาก เมื่อถามว่าทำไมการรับประทานอาหารนอกเขาตอบว่า "ในจำนวนมากของมด."
"คืออะไร"
"ต่อมาผมถูกล้อมรอบด้วยมด."
"ความกลัวเดียวกันของมด?"
"ไม่เคยนับจำนวนมดในมี? อาจจะมีมากกว่าหนึ่งล้าน ฉันอาจจะล้อมรอบ! อาจจะมีการปล่อยออกมากินสมองของฉัน "เขากระซิบกินกับข้าวสุดท้าย ดวงตาของเขาที่คมชัดและลึก เพื่อนบ้านเลือกที่จะไปจับหัวของเขา.
เขาเป็นคนที่อยู่หลังเคาน์เตอร์ นำไปใช้สูตรธรรมชาติทั้งหมดขับไล่มดเขาพบบนอินเทอร์เน็ต มีวิธีการแก้ปัญหาของน้ำส้มสายชูเป็นชิ้นแตงกวาถุงชามิ้นท์แผลเป็นน้ำมะนาว, น้ำสบู่, สารละลายเกลือจนโรยผงกาแฟและแป้งเด็ก แต่น่าเสียดายที่ทุกอย่างในขณะที่มีประสิทธิภาพ ในตอนท้ายของวันที่ขบวนรถของมดเพิ่มขึ้นอีกต่อไปให้กระชับยิ่งขึ้น.
เกินไปไม่พอใจเขาซื้อขวดยาฆ่าแมลง โดยไม่ต้องดูแลอีกต่อไป penyemprotnya กำกับคล้ายกับกระหน่ำยิงรถถังในทุกทิศทาง จุดพริกไทยผนังของของเหลวที่ออกจากรูปแบบเปียก มดในที่สุดก็ติดอยู่นิ่งบนผนัง เห็นว่าเขาได้รับการย้ายบ้ามือ, สเปรย์บ้านทั้งหมด อโรมายาทะยานหายใจอากาศ เขาไม่ได้ดูแล สิ่งที่สำคัญคือพวกเขากำลังตายไม่มีร่องรอยอีกครั้ง.
โดยไม่คาดคิดในเวลาเที่ยงคืน, สายที่มีการสร้างขึ้นมาจากแถวของมดเกิดขึ้นอีกครั้ง หากพวกเขาขึ้นมาจากความตายนำทหาร ครึ่งสำลักยาฆ่าแมลงกลิ่นหอมผู้หญิงลดลงปวกเปียก นั่งอยู่กับดวงตาของเขาร้อน Lelehlah ทุกความเมื่อยล้าที่เขาเก็บไว้ให้แน่นในหน้าอก.
ถ้าสามีของเธออยู่ที่นี่ เขาจะต้องรู้วิธีที่จะเอาชนะมันทั้งหมด มดเหล่านี้ยังเหงา.
ในที่สุดเธอหยุดการต่อสู้ เขาปล่อยให้มดคลานผนังของบ้าน มากขึ้นที่มาเยี่ยมชม มดจากประตูบ้านถัดไปบ้านที่อยู่ถัดจากที่อื่นและสวนด้านหน้าที่ซับซ้อน ในความเป็นจริงมดในสำนักงานของเขามามาที่บ้าน เขาจงใจกระจายเม็ดน้ำตาลจะทำให้พวกเขารู้สึกเหมือนอยู่บ้านสายพันธุ์พร้อมกับเขาที่บ้านที่รู้สึกร้างมากขึ้นหลังจากที่ปรึกษาขอให้หยุดเพราะมันไม่สามารถทนเห็นเจ้านายของเขาได้รับบ้า.
ปรากฎว่ามดเข้าใจ ฟังการเล่าเรื่อง ว่าสามีของเธอ เขาเป็นคนที่ใส่ใจเพื่อให้เพียรฟัง ผู้รอดชีวิตเพียงคนเดียวในด้านข้างของเขาหน้ามัน meladeninya.
เขาเป็นคนที่เรียบง่าย เขาเป็นผู้หญิงที่มีความซับซ้อนที่ตกหลุมรักกับเธอ แต่ละคนที่อยู่ในหัวของเขาที่เขาทำอย่างใดอย่างหนึ่งวุ่นวายโดยสิ่งที่เขาได้รับการลดความซับซ้อนของมันได้อย่างรวดเร็ว ด้วยการกอดและจูบ ถ้าเป็นริมฝีปากของเขาได้รับการคลี่คลายในเร็ว ๆ นี้ที่มีความวิตกกังวลเป็น hydrocodone คล้ายขนสัตว์ปลาปักเป้า.
"คุณรู้ว่าฉันรักเขา" เธอกล่าวเบา ๆ เหมือนลมสำลัก มดเงียบฟัง "ฉันคิดถึงเขา เธอรักที่จะกอดฉันจากด้านหลังจนผมหลับ. "
ไม่มีคำตอบ มีเพียงเดินขามดจะ.
"วันหนึ่งเขาบอกว่าเขาจะเหนื่อย เขาบอกว่าผมเป็นความซับซ้อนมากเกินไป ในความเป็นจริงผมก็ถามว่าอะไรจะเกิดขึ้นถ้าวันหนึ่งเขาได้พบกับผู้หญิงคนหนึ่งที่ดูเหมือนเขา ง่าย ไม่มากที่จะถาม หายากประสาทหลอน ไม่ชอบเรื่องที่เติบโตบนหัวเกี่ยวกับความเป็นไปได้เช่นเดียวกับการคาดการณ์ ไม่ว่าเธอจะตกหลุมรักกับเธอ? เขาจะเปิดอะไร? หาก meningggalkanku สิ่งที่เขากำลังจะพลาดฉัน? Membayangkanku แอบในระหว่างมีเซ็กซ์กับผู้หญิงคนนั้น. "
สีผนังตอนนี้ไม่สามารถมองเห็นได้อีกต่อไป มดปฏิบัติตามมาตรฐานมาจากทั่วประเทศ ฟังเรื่องของเขาในขณะที่เขา snacked ธัญพืชของน้ำตาลและเศษอาหารที่เขาจงใจกระจาย.
"ตอนแรกเขาไม่ตอบ แต่ผมยืนยัน ไม่ได้เป็นผู้หญิงที่เรียบง่ายที่มักจะมี? บางทีอาจจะเป็นที่แพร่หลายมากขึ้น ผมบอกเขาเขาก็หล่อและสมาร์ท ต่อมาผู้หญิงคนหนึ่งโดยหนึ่งหลังจากที่เวลานานเพื่อให้พันปีนป่ายเหมือนมดปราสาทขนม ผมมีความเชื่อว่าเขาจะยังคงรักฉัน ผมเก็บไว้ถามจนในที่สุดเธอได้หมด ไปและสาปแช่งใจของฉันบริโภคที่มีมด. "
เธอหัวเราะ ดวงตาของเขาดูเหมือนจะเหนื่อย ด้วยขั้นตอนที่ไม่คงที่เขาเดินไปที่ห้องและนอนลง มดทำตามเสื้อเฟอร์นิเจอร์และพื้นผิวของบ้านทุกเช่นถ้าทั้งหมดปิดสีดำกำมะหยี่สีแดง.
"บางทีอาจจะเป็นผู้หญิงที่เรียบง่ายที่มีอยู่จริงๆ อาจจะเป็นที่ว่าทำไมเขาไป ไม่ได้เพราะเขาเหนื่อยของความรัก คุณคิดอย่างไร? "
มดคลานเตียงผลัก.
"หรือบางทีเขาอาจจะไม่ได้ถูกสาปแช่ง บางทีเขาอาจจะกำลังสวดมนต์ฉันไม่ซับซ้อน กลายเป็นง่ายสำหรับรักได้ง่ายขึ้น คุณเห็นด้วย? "
พวกเขายังคงที่จะไปขึ้นกับเธอ นิ้วเท้ามือปลายผม, กระเพาะอาหารอย่างใดอย่างหนึ่งส่วนที่เหลือ manalagi.
"ผมอาจขอให้คุณกรุณาคุณจะปราณีตบรรจงอบสมองของฉัน"
ในวันถัดไปที่ซับซ้อนอยู่ในความโกลาหล ร่างกายของผู้หญิงคนหนึ่งถูกพบตายเหงา กลิ่นหอมของอาหารที่เน่าเสียจงใจแพร่กระจายยาฆ่าแมลงผสมกับไอน้ำที่เต็มไปด้วยบ้าน.
เสียงของเพื่อนบ้านที่มีการเต้นของหัวใจที่ทะยานเงียบเป็นตัวเลขที่มาถึงที่บ้านที่อาศัยอยู่ในที่ไม่ดี ผมไม่ทราบว่าหลายเดือนที่ชายคนนั้นไม่ปรากฏ ตั้งแต่เอะอะขนาดใหญ่และโง่ของเธอออกมาดัง ๆ .
เขาเป็นคนอ่อน ในใจเขาได้ด่าถ้ามีเวลาว่าเขาได้ส่งจดหมายของการหย่าร้าง ถ้าเขาไม่ได้สาปแช่ง ถ้าเขาเหนื่อยกับการเป็นผู้หญิงคนที่มีใจรักที่ซับซ้อน อาไม่ถ้าจากจุดเริ่มต้นที่เขาไม่ได้ตกอยู่ในความรักกับเขา.
เขากอดเธอเป็นครั้งสุดท้าย จับปลายนิ้วของผู้หญิงหย่าร้างจดหมายโทรมเพราะมากเกินไปมักจะจัดขึ้น ระงับสะอื้นหัวใจ wrenching ผมก็มีความสุขเช่นนั้นเขาไม่ได้ตระหนักถึงมีไม่เห็น
การแปล กรุณารอสักครู่..
 
ภาษาอื่น ๆ
การสนับสนุนเครื่องมือแปลภาษา: กรีก, กันนาดา, กาลิเชียน, คลิงออน, คอร์สิกา, คาซัค, คาตาลัน, คินยารวันดา, คีร์กิซ, คุชราต, จอร์เจีย, จีน, จีนดั้งเดิม, ชวา, ชิเชวา, ซามัว, ซีบัวโน, ซุนดา, ซูลู, ญี่ปุ่น, ดัตช์, ตรวจหาภาษา, ตุรกี, ทมิฬ, ทาจิก, ทาทาร์, นอร์เวย์, บอสเนีย, บัลแกเรีย, บาสก์, ปัญจาป, ฝรั่งเศส, พาชตู, ฟริเชียน, ฟินแลนด์, ฟิลิปปินส์, ภาษาอินโดนีเซี, มองโกเลีย, มัลทีส, มาซีโดเนีย, มาราฐี, มาลากาซี, มาลายาลัม, มาเลย์, ม้ง, ยิดดิช, ยูเครน, รัสเซีย, ละติน, ลักเซมเบิร์ก, ลัตเวีย, ลาว, ลิทัวเนีย, สวาฮิลี, สวีเดน, สิงหล, สินธี, สเปน, สโลวัก, สโลวีเนีย, อังกฤษ, อัมฮาริก, อาร์เซอร์ไบจัน, อาร์เมเนีย, อาหรับ, อิกโบ, อิตาลี, อุยกูร์, อุสเบกิสถาน, อูรดู, ฮังการี, ฮัวซา, ฮาวาย, ฮินดี, ฮีบรู, เกลิกสกอต, เกาหลี, เขมร, เคิร์ด, เช็ก, เซอร์เบียน, เซโซโท, เดนมาร์ก, เตลูกู, เติร์กเมน, เนปาล, เบงกอล, เบลารุส, เปอร์เซีย, เมารี, เมียนมา (พม่า), เยอรมัน, เวลส์, เวียดนาม, เอสเปอแรนโต, เอสโทเนีย, เฮติครีโอล, แอฟริกา, แอลเบเนีย, โคซา, โครเอเชีย, โชนา, โซมาลี, โปรตุเกส, โปแลนด์, โยรูบา, โรมาเนีย, โอเดีย (โอริยา), ไทย, ไอซ์แลนด์, ไอร์แลนด์, การแปลภาษา.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: