Ajaran Tauhid (Laa ilaaha illallaah) ini disepakati oleh semua Rasul, dari Rasul pertama
sampai Rasul terakhir, jadi ajaran para Rasul dalam masalah tauhid adalah sama, perintah untuk
hanya beribadah kepada Allah dan menjauhi thaghut.
Apakah thaghut itu…? Sedangkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kita untuk
menjauhi thaghut. Apakah kita tahu apa thaghut itu? Bagaimana kita menjauhi thaghut?.
Keimanan seseorang kepada Allah tidak akan bermanfaat tanpa menjauhi thaghut, karena Laa
ilaaha illallaah itu mempunyai dua rukun: yang pertama: Laa ilaaha yang berarti jauhi thaghut,
sedangkan yang kedua illallaah (kecuali Allah) maksudnya ibadahlah kalian hanya kepada
Allah. Salah satunya tidak bisa berdiri tanpa yang lainnya.
Orang yang menjauhi thaghut tapi tidak beriman kepada Allah, maka tidak bermanfaat,
begitu juga orang yang iman kepada Allah tapi tidak menjauhi thaghut maka keimanan kepada
Allah tersebut tidak akan bermanfaat, akan tetapi harus digabungkan: “Ibadah kepada Allah
dan menjauhi thaghut”.
Jadi semua dakwah para Rasul adalah sama dalam masalah Laa ilaaha illallaah, yaitu
ibadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah thaghut. Allah ta’ala berfirman:
“Barangsiapa kafir kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia berpegang
(teguh) pada buhul tali yang sangat kuat yang tidak akan putus” (QS. Al-Baqarah [2]: 256)
Buhul tali yang sangat kokoh ini adalah Laa ilaaha illallaah, tadi telah saya utarakan...
Itulah tali yang Allah ulurkan ke dunia ini, barangsiapa yang kafir terhadap thaghut atau
bahasa lainnya dalam surat An-Nahl 36: “menjauhi thaghut dan beriman kepada Allah
(beribadahlah kepada Allah)” maka orang tersebut telah memegang buhul tali yang amat kokoh
yaitu Laa ilaaha illallaah yang dijelaskan dalam surat Al-Anbiyaa: 25. Jadi maknanya: Siapa yang
kafir terhadap thaghut dan iman kepada Allah, maka orang tersebut telah memegang Laa ilaaha
illallaah, artinya kalau orang tidak kafir terhadap thaghut walaupun ia beriman kepada Allah,
maka dia itu belum memegang Laa ilaaha illallaah meskipun ia mengucapkannya dan walaupun
ia mengakuinya.
Jadi orang yang kafir terhadap thaghut dan iman kepada Allah disebut orang yang telah
memegang Al ‘Urwah Al Wutsqa, Al-‘Urwah adalah ikatan dan Al-Wutsqa adalah yang amat
kokoh dan ikatan yang amat kokoh ini adalah tauhid (Laa ilaha illallaah) karena ikatan tersebut
tidak akan putus.
Allah mensyaratkan bagi seseorang agar dapat dikatakan memegang Laa ilaaha
illallaah adalah dengan dua hal: Iman kepada Allah dan kafir terhadap thaghut atau menjauhi
thaghut dan ibadah hanya kepada Allah. Sedangkan kita mengetahui bahwa rukun Islam yang
paling pertama adalah Laa ilaaha illallaah. Dalam hadits Al Bukhariy dan Muslim yang
diriwayatkan oleh Ibnu Umar radliyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
mengatakan: “Islam dibangun atas lima hal, yang pertama adalah syahadatain Laa ilaha illallaah
wa ana Muhammad Rasulullah...”1 Dan kita juga mengetahui bahwa orang dikatakan telah masuk
Islam adalah apabila berkomitmen dengan Laa ilaaha illallaah.
1 HR. Bukhari-Muslim