Lelaki itu terdiam lagi. Ia menundukkan kepala. Entah mengapa, tiba-tiba dadanya berdebar-debar kembali. Bergemuruh. Butir-butir keringat mulai mengkristal di pori-pori dahinya.
“Apakah dosaku masih dapat diampuni, Romo?” sambil bertanya ia mengangkat kepala.Tapi bola matanya bertabrakan dengan satu biji mata yang terselip di lubang kawat. Biji mata yang bulatan tengahnya berwarna merah!