Dengan nafas tersengal-sengal, tatapan tak percaya, lelaki itu melangkah terhuyung-huyung ke arah pintu. Ia ingin segera berlari meninggalkan ruang kerjanya. Berlari sekencang-kencangnya, berlari…, berlari…, entah ke mana. Tapi sebelum tangannya meraih gerendel pintu, langkahnya terhenti. Di gerendel pintu ada satu biji mata lainnya.Ukurannya lebih kecil.
“Kau pembunuh!”
Dengan nafas tersengal-sengal, tatapan tak percaya, lelaki itu melangkah terhuyung-huyung ke arah pintu. Ia ingin segera berlari meninggalkan ruang kerjanya. Berlari sekencang-kencangnya, berlari…, berlari…, entah ke mana. Tapi sebelum tangannya meraih gerendel pintu, langkahnya terhenti. Di gerendel pintu ada satu biji mata lainnya.Ukurannya lebih kecil.“Kau pembunuh!”
การแปล กรุณารอสักครู่..
