ฉันไม่สะดวกตอนนี้Part 1[แก้ไข]
Ada sejumlah aula ekshibisi internasional di Distrik 3 Academy City.
Terdapat sambungan langsung rel kereta menuju ke sana dari pintu masuk kota dari negara lain, Distrik 23. Ada banyak fasilitas bagi orang asing di Distrik 3 ini dan tingkat hotel yang ada di sana adalah yang tertinggi di seluruh Academy City. Fasilitas bagi para tamu ditempatkan begitu jauh dari Distrik 23 yang terpusat pada bandara agar para tamu tidak perlu khawatir tentang suara ribut dari pesawat.
Setiap saat, selalu ada sejumlah event yang digelar di Distrik 3.
Ada show kendaraan bermotor yang memiliki teknologi terbaik, show robot yang mempertunjukkan hasil karya teknik mesin murni, dan banyak lagi. Ekshibisi-ekshibisi ini bukan hanya untuk bersenang-senang; tujuan utamanya adalah mempromosikan teknologi terbaru dari Academy City, teknologi yang oleh Dewan Direktur telah dianggap berada pada tingkat yang cocok untuk digunakan di luar kota. Barang teknologi ini dipajang dan perusahaan dari luar kota yang memberikan penawaran terbaik dipilih (Academy City tidak “mencari” perusahaan-perusahaan ini, melainkan hanya “memilih”), dan perusahaan itu akan membayar jumlah besar pada Academy City untuk teknologi itu.
Dan pada hari itu, ada satu show tertentu yang sedang digelar.
Beragam teknologi yang sedang dipajang adalah helikopter serbu tanpa awak, powered suit[1] terbaru, alat penembak runduk dengan sinar ultra-violet yang merupakan senjata optik dengan output tinggi yang menggunakan gelombang cahaya tertentu untuk melukai, membunuh, dan bahkan bisa digunakan untuk pengeboman dari udara. Event itu disebut dengan “Interceptor Show”[2], jadi tidak ada teknologi yang terlalu berbahaya yang bisa dipertunjukkan.
“Phhaa.”
Tarikan napas dalam terdengar.
Itu adalah milik Yomikawa Aiho, yang sedang melepas helm dari powered suit yang dipakainya, di sekitar sudut aula ekshibisi internasional berbentuk kubah itu. Biasanya dia memakai sebuah jersey yang tidak fashionable yang membuatnya menonjol dalam kerumunan dan membuat lelaki-lelaki muda sedikit tidak nyaman, tapi dia terlihat konyol ketika memakai powered suit yang berukuran besar itu.
“Panasnya... Kenapa mendemonstrasikan sebuah powered suit begitu melelahkan?”
Yomikawa terlihat muak dengan apa yang dilakukannya sambil memegang helm itu di lengannya dan melirik seorang wanita yang memakai pakaian dinas di sebelahnya. Wanita itu adalah bagian dari tim pengembang powered suit, jadi biasanya dia memakai sebuah jas lab putih. Karena ini, pakaian dinas terlihat sama tidak-pada-tempatnya seperti pakaian anak-anak pada festival Shichi-Go-San.
“Jangan khawatir. Bukan cuma kau saja. Seluruh aula ekshibisi ini memang panas.”
Di atas pangkuan insinyur wanita itu terdapat sebuah laptop dengan sebuah kartu, yang kelihatan seperti ponsel tipis, yang ditancapkan di sisinya. Layar laptop itu menunjukkan detail-detail dari powered suit itu.
“Itu tidak membuatku merasa lebih baik.”
“Aku memang tidak mengatakannya untuk membuatmu merasa lebih baik. Omong-omong, kenapa ada begini banyak orang di sebuah pertunjukan seperti ini pada hari kerja? Bukankah aula ekshibisi ini sudah melebihi kapasitas?”
“Hari ini adalah hari kerja, jadi ini belum terhitung banyak. Besok, pertunjukan ini dibuka untuk umum, jadi akan jadi neraka seutuhnya.”
“Itu tidak membuatku merasa lebih baik!”
“Aku memang tidak mengatakannya untuk membuatmu merasa lebih baik.”
Yokikawa muram karena perkataan si insinyur dan meletakkan helmnya di atas tanah.
Helm itu memiliki lebar hampir 50 cm (20 in). Kelihatannya kau bisa meletakkan helm itu di atas robot berbentuk drum yang berkeliaran di Academy City. Bagian lainnya dari powered suit itu terlihat seperti baju zirah ala Barat yang sedikit lebih tebal, yang membuat bagian kepalanya terlihat sangat besar.
“Ahh. Kurasa aku akan melepaskan seluruh suit ini.”
Ketika mengatakan ini, Yomikawa mulai menyelip keluar melalui bagian helm suit yang sekarang sudah tak berhelm. Di dalam powered suit itu, dia memakai pakaian warna hitam yang mirip dengan pakaian yang dipakai pasukan khusus.
Dia duduk bersandar pada powered suit yang tak bergerak itu dan mengipasi wajahnya dengan tangannya.
“Benar-benar, kenapa kami harus memakai pakaian berpelindung di dalam powered suit ini? Tidak bisakah kalian membuat pakaian khusus untuk mengoperasikan sebuah powered suit yang lebih memudahkan untuk bernapas?”
“Yah, kau harusnya menyetujui saran kepala proyek untuk keluar dari powered suit dengan bikini seksi. Kau pasti akan mendapat tepuk tangan yang meriah dari pers.”
Nada monoton dari insinyur ini ketika mengatakannya membuatnya kedengaran seperti tidak benar-benar peduli.
Yomikawa menghapus keringat dari wajahnya dengan menggunakan handuk.
“Omong-omong, kenapa kepala proyek itu kelihatan begitu semangat ketika bicara tentang menyuruh seorang wanita mempresentasikan suit ini?”
“Dia punya ketertarikan pada wanita yang melakukan hal-hal seperti itu. Kasihan.”
“Dan kenapa dia pikir seseorang sepertiku mau mmelakukan itu? Aku ini mungkin adalah wanita yang paling tidak halus di Jepang. Ada orang yang membuat kesalahan besar ketika memilihku.”
“Pasti berat menjadi seorang Anti-Skill. Kau terjebak dengan pekerjaan-pekerjaan yang lebih aneh dari seorang anggota JSDF.”
“Kami hanya terjebak untuk melakukan hal-hal seperti ini ketika tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Jadi melakukan hal seperti ini benar-benar menunjukkan betapa damainya suasana sekarang.”
Yomikawa berhenti bicara dan melihat ke sekitar.
Seluruh stan di sekelilingnya memperlihatkan berbagai alat yang digunakan untuk membunuh orang.
Sebelumnya, seluruh senjata yang diperlihatkan pada show-show seperti ini memiliki sedikit tanda bahwa senjata itu diciptakan untuk menghentikan esper yang mengamuk sambil menyebabkan sedikit mungkin kerusakan. Tapi kali ini ada sebuah tank, dan di sebelahnya, sebuah senjata kuat yang bisa menembus tank tersebut dan membunuh orang di balik tank itu.
(Aku cuma bisa memikirkan satu hal yang bisa menjelaskan pergantian fokus yang tiba-tiba ini...)
Yomikawa melirik laptop yang digunakan oleh si insinyur. Layarnya tidak hanya menunjukkan data dari powered suit ketika Yomikawa melakukan demonstrasi, tapi juga ada jendela kecil yang menayangkan siaran televisi.
Yang sedang tayang adalah sebuah acara berita dan pembawa acaranya sedang membaca berita terkini.
“Sekarang ini tepat sebelum fajar di Prancis bagian selatan, di mana sebuah protes religius pecah di kota industri Toulouse. Warga memenuhi beberapa kilometer jalan raya yang jalurnya berada di sisi Sungai Garonne, yang mengalir membelah pusat kota. Lalu lintas yang terhambat sekarang ini menyebabkan efek besar pada infrastruktur kota.”
Rekaman yang ada menunjukkan kota yang gelap itu diterangi api dari obor ketika sejumlah besar orang berkeliling. Pria dan wanita bisa terlihat memegang spanduk-spanduk dengan pernyataan marah yang tertulis dalam bahasa Prancis dan pemuda-pemudi membakar poster-poster Academy City.
Mereka sedang mengikuti sebuah protes; mereka bukanlah gerombolan yang mengamuk tanpa kontrol. Meskipun begitu, puluhan ribu orang yang marah dan berjalan berbaris-baris adalah suatu pemandangan yang mengintimidasi.
“Aksi mereka terpusat di sebuah daerah lokasi banyak perusahaan mobil Jepang. Diperkirakan ini adalah sebuah demonstrasi terhadap Academy City. Sekitar 80% dari warga Prancis dikatakan beragama Katolik Roma, jadi hal yang sama terlihat di kota-kota di seluruh negeri.”
Meskipun begitu, hal itu dengan mudah bisa jadi lebih buruk.
Sementara Yomikawa menonton dari layar itu, berita dari pagi itu diputar kembali.
“Di Dortmund, kota di bagian tengah Jerman, sebuah bulldozer yang diperkirakan telah dicuri ditabrakkan ke sebuah Gereja Katolik Roma dan sembilan orang pendeta di dalamnya terluka. Diperkirakan ini terjadi sebagai respons dari protes-protes yang dilaksanakan, tetapi sampai sekarang belum ada seorang pun yang maju dan mengklaim sebagai orang di balik tindak kejahatan ini. Ketakutan bahwa konflik antara Gereja Katolik Roma dan Academy City akan terus memburuk menyebar ke mana-mana.”
Dia telah melihat berita ini sebelumnya, tapi berita ini masih mengganggunya.
Mirip seperti percikan kecil yang menyebar ke tumpukan jerami. Pergerakan dunia telah berubah pesat dalam beberapa hari belakangan ini. Demonstrasi-demonstrasi yang digelar oleh Gereja Katolik Roma di seluruh dunia dan berbagai reaksi berlebihan terhadapnya terjadi semakin marak.
Dan, seolah-olah sebagai respons dari semua ini, Academy City sekarang sedang menggelar pertunjukan penuh persenjataan ini.
Dilihat sekilas, ini bisa dilihat sebagai pernyataan resmi Dewan Direktur yang mengatakan bahwa mereka tidak akan tunduk pada demonstrasi-demonstrasi itu.
(Tapi semuanya terjadi sedikit terlalu efisien.)
Mengembangkan senjata bukanlah hal yang sama dengan membuat model plastik. Kau harus melamar untuk pekerjaan itu, memperhitungkan dana perkiraan berulang kali, mengajukan agar dana itu diperiksa, menciptakan model percobaan, membangun setiap bagian senjatanya, dan melewati simulasi puluhan ribu kali. Hanya setelah kau mendapatkan hasil yang baguslah baru kau akhirnya bisa merilis sebuah “produk”.
Demonstrasi itu baru mulai memburuk beberapa hari yang lalu.
Tidak ada cukup waktu untuk melalui proses pengembangan senjata yang biasanya berada dalam hitungan tahun.
Yang berarti...
(Academy City memang sudah siap. Mereka telah memprediksikan hal ini akan terjadi dan memutuskan bersiap untuk mengontrol akibat pasca-kejadian dan bukannya menghentikan terjadinya kejadian ini.)
“Sialan,” gumam Yomikawa.
Mungkin bukan Academy City yang menarik pelatuk yang berujung pada perang. Tapi mereka jelas-jelas sedang memanfaatkan situasi ini dengan sebaik-baiknya.
Insinyur wanita yang memiliki laptop itu menghapus keringat dari alis matanya dengan menggunakan lengan kemejanya dan melihat berita di layar tanpa ketertarikan.
“Semuanya
ฉันไม่สะดวกตอนนี้Part 1[แก้ไข]
Ada sejumlah aula ekshibisi internasional di Distrik 3 Academy City.
Terdapat sambungan langsung rel kereta menuju ke sana dari pintu masuk kota dari negara lain, Distrik 23. Ada banyak fasilitas bagi orang asing di Distrik 3 ini dan tingkat hotel yang ada di sana adalah yang tertinggi di seluruh Academy City. Fasilitas bagi para tamu ditempatkan begitu jauh dari Distrik 23 yang terpusat pada bandara agar para tamu tidak perlu khawatir tentang suara ribut dari pesawat.
Setiap saat, selalu ada sejumlah event yang digelar di Distrik 3.
Ada show kendaraan bermotor yang memiliki teknologi terbaik, show robot yang mempertunjukkan hasil karya teknik mesin murni, dan banyak lagi. Ekshibisi-ekshibisi ini bukan hanya untuk bersenang-senang; tujuan utamanya adalah mempromosikan teknologi terbaru dari Academy City, teknologi yang oleh Dewan Direktur telah dianggap berada pada tingkat yang cocok untuk digunakan di luar kota. Barang teknologi ini dipajang dan perusahaan dari luar kota yang memberikan penawaran terbaik dipilih (Academy City tidak “mencari” perusahaan-perusahaan ini, melainkan hanya “memilih”), dan perusahaan itu akan membayar jumlah besar pada Academy City untuk teknologi itu.
Dan pada hari itu, ada satu show tertentu yang sedang digelar.
Beragam teknologi yang sedang dipajang adalah helikopter serbu tanpa awak, powered suit[1] terbaru, alat penembak runduk dengan sinar ultra-violet yang merupakan senjata optik dengan output tinggi yang menggunakan gelombang cahaya tertentu untuk melukai, membunuh, dan bahkan bisa digunakan untuk pengeboman dari udara. Event itu disebut dengan “Interceptor Show”[2], jadi tidak ada teknologi yang terlalu berbahaya yang bisa dipertunjukkan.
“Phhaa.”
Tarikan napas dalam terdengar.
Itu adalah milik Yomikawa Aiho, yang sedang melepas helm dari powered suit yang dipakainya, di sekitar sudut aula ekshibisi internasional berbentuk kubah itu. Biasanya dia memakai sebuah jersey yang tidak fashionable yang membuatnya menonjol dalam kerumunan dan membuat lelaki-lelaki muda sedikit tidak nyaman, tapi dia terlihat konyol ketika memakai powered suit yang berukuran besar itu.
“Panasnya... Kenapa mendemonstrasikan sebuah powered suit begitu melelahkan?”
Yomikawa terlihat muak dengan apa yang dilakukannya sambil memegang helm itu di lengannya dan melirik seorang wanita yang memakai pakaian dinas di sebelahnya. Wanita itu adalah bagian dari tim pengembang powered suit, jadi biasanya dia memakai sebuah jas lab putih. Karena ini, pakaian dinas terlihat sama tidak-pada-tempatnya seperti pakaian anak-anak pada festival Shichi-Go-San.
“Jangan khawatir. Bukan cuma kau saja. Seluruh aula ekshibisi ini memang panas.”
Di atas pangkuan insinyur wanita itu terdapat sebuah laptop dengan sebuah kartu, yang kelihatan seperti ponsel tipis, yang ditancapkan di sisinya. Layar laptop itu menunjukkan detail-detail dari powered suit itu.
“Itu tidak membuatku merasa lebih baik.”
“Aku memang tidak mengatakannya untuk membuatmu merasa lebih baik. Omong-omong, kenapa ada begini banyak orang di sebuah pertunjukan seperti ini pada hari kerja? Bukankah aula ekshibisi ini sudah melebihi kapasitas?”
“Hari ini adalah hari kerja, jadi ini belum terhitung banyak. Besok, pertunjukan ini dibuka untuk umum, jadi akan jadi neraka seutuhnya.”
“Itu tidak membuatku merasa lebih baik!”
“Aku memang tidak mengatakannya untuk membuatmu merasa lebih baik.”
Yokikawa muram karena perkataan si insinyur dan meletakkan helmnya di atas tanah.
Helm itu memiliki lebar hampir 50 cm (20 in). Kelihatannya kau bisa meletakkan helm itu di atas robot berbentuk drum yang berkeliaran di Academy City. Bagian lainnya dari powered suit itu terlihat seperti baju zirah ala Barat yang sedikit lebih tebal, yang membuat bagian kepalanya terlihat sangat besar.
“Ahh. Kurasa aku akan melepaskan seluruh suit ini.”
Ketika mengatakan ini, Yomikawa mulai menyelip keluar melalui bagian helm suit yang sekarang sudah tak berhelm. Di dalam powered suit itu, dia memakai pakaian warna hitam yang mirip dengan pakaian yang dipakai pasukan khusus.
Dia duduk bersandar pada powered suit yang tak bergerak itu dan mengipasi wajahnya dengan tangannya.
“Benar-benar, kenapa kami harus memakai pakaian berpelindung di dalam powered suit ini? Tidak bisakah kalian membuat pakaian khusus untuk mengoperasikan sebuah powered suit yang lebih memudahkan untuk bernapas?”
“Yah, kau harusnya menyetujui saran kepala proyek untuk keluar dari powered suit dengan bikini seksi. Kau pasti akan mendapat tepuk tangan yang meriah dari pers.”
Nada monoton dari insinyur ini ketika mengatakannya membuatnya kedengaran seperti tidak benar-benar peduli.
Yomikawa menghapus keringat dari wajahnya dengan menggunakan handuk.
“Omong-omong, kenapa kepala proyek itu kelihatan begitu semangat ketika bicara tentang menyuruh seorang wanita mempresentasikan suit ini?”
“Dia punya ketertarikan pada wanita yang melakukan hal-hal seperti itu. Kasihan.”
“Dan kenapa dia pikir seseorang sepertiku mau mmelakukan itu? Aku ini mungkin adalah wanita yang paling tidak halus di Jepang. Ada orang yang membuat kesalahan besar ketika memilihku.”
“Pasti berat menjadi seorang Anti-Skill. Kau terjebak dengan pekerjaan-pekerjaan yang lebih aneh dari seorang anggota JSDF.”
“Kami hanya terjebak untuk melakukan hal-hal seperti ini ketika tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Jadi melakukan hal seperti ini benar-benar menunjukkan betapa damainya suasana sekarang.”
Yomikawa berhenti bicara dan melihat ke sekitar.
Seluruh stan di sekelilingnya memperlihatkan berbagai alat yang digunakan untuk membunuh orang.
Sebelumnya, seluruh senjata yang diperlihatkan pada show-show seperti ini memiliki sedikit tanda bahwa senjata itu diciptakan untuk menghentikan esper yang mengamuk sambil menyebabkan sedikit mungkin kerusakan. Tapi kali ini ada sebuah tank, dan di sebelahnya, sebuah senjata kuat yang bisa menembus tank tersebut dan membunuh orang di balik tank itu.
(Aku cuma bisa memikirkan satu hal yang bisa menjelaskan pergantian fokus yang tiba-tiba ini...)
Yomikawa melirik laptop yang digunakan oleh si insinyur. Layarnya tidak hanya menunjukkan data dari powered suit ketika Yomikawa melakukan demonstrasi, tapi juga ada jendela kecil yang menayangkan siaran televisi.
Yang sedang tayang adalah sebuah acara berita dan pembawa acaranya sedang membaca berita terkini.
“Sekarang ini tepat sebelum fajar di Prancis bagian selatan, di mana sebuah protes religius pecah di kota industri Toulouse. Warga memenuhi beberapa kilometer jalan raya yang jalurnya berada di sisi Sungai Garonne, yang mengalir membelah pusat kota. Lalu lintas yang terhambat sekarang ini menyebabkan efek besar pada infrastruktur kota.”
Rekaman yang ada menunjukkan kota yang gelap itu diterangi api dari obor ketika sejumlah besar orang berkeliling. Pria dan wanita bisa terlihat memegang spanduk-spanduk dengan pernyataan marah yang tertulis dalam bahasa Prancis dan pemuda-pemudi membakar poster-poster Academy City.
Mereka sedang mengikuti sebuah protes; mereka bukanlah gerombolan yang mengamuk tanpa kontrol. Meskipun begitu, puluhan ribu orang yang marah dan berjalan berbaris-baris adalah suatu pemandangan yang mengintimidasi.
“Aksi mereka terpusat di sebuah daerah lokasi banyak perusahaan mobil Jepang. Diperkirakan ini adalah sebuah demonstrasi terhadap Academy City. Sekitar 80% dari warga Prancis dikatakan beragama Katolik Roma, jadi hal yang sama terlihat di kota-kota di seluruh negeri.”
Meskipun begitu, hal itu dengan mudah bisa jadi lebih buruk.
Sementara Yomikawa menonton dari layar itu, berita dari pagi itu diputar kembali.
“Di Dortmund, kota di bagian tengah Jerman, sebuah bulldozer yang diperkirakan telah dicuri ditabrakkan ke sebuah Gereja Katolik Roma dan sembilan orang pendeta di dalamnya terluka. Diperkirakan ini terjadi sebagai respons dari protes-protes yang dilaksanakan, tetapi sampai sekarang belum ada seorang pun yang maju dan mengklaim sebagai orang di balik tindak kejahatan ini. Ketakutan bahwa konflik antara Gereja Katolik Roma dan Academy City akan terus memburuk menyebar ke mana-mana.”
Dia telah melihat berita ini sebelumnya, tapi berita ini masih mengganggunya.
Mirip seperti percikan kecil yang menyebar ke tumpukan jerami. Pergerakan dunia telah berubah pesat dalam beberapa hari belakangan ini. Demonstrasi-demonstrasi yang digelar oleh Gereja Katolik Roma di seluruh dunia dan berbagai reaksi berlebihan terhadapnya terjadi semakin marak.
Dan, seolah-olah sebagai respons dari semua ini, Academy City sekarang sedang menggelar pertunjukan penuh persenjataan ini.
Dilihat sekilas, ini bisa dilihat sebagai pernyataan resmi Dewan Direktur yang mengatakan bahwa mereka tidak akan tunduk pada demonstrasi-demonstrasi itu.
(Tapi semuanya terjadi sedikit terlalu efisien.)
Mengembangkan senjata bukanlah hal yang sama dengan membuat model plastik. Kau harus melamar untuk pekerjaan itu, memperhitungkan dana perkiraan berulang kali, mengajukan agar dana itu diperiksa, menciptakan model percobaan, membangun setiap bagian senjatanya, dan melewati simulasi puluhan ribu kali. Hanya setelah kau mendapatkan hasil yang baguslah baru kau akhirnya bisa merilis sebuah “produk”.
Demonstrasi itu baru mulai memburuk beberapa hari yang lalu.
Tidak ada cukup waktu untuk melalui proses pengembangan senjata yang biasanya berada dalam hitungan tahun.
Yang berarti...
(Academy City memang sudah siap. Mereka telah memprediksikan hal ini akan terjadi dan memutuskan bersiap untuk mengontrol akibat pasca-kejadian dan bukannya menghentikan terjadinya kejadian ini.)
“Sialan,” gumam Yomikawa.
Mungkin bukan Academy City yang menarik pelatuk yang berujung pada perang. Tapi mereka jelas-jelas sedang memanfaatkan situasi ini dengan sebaik-baiknya.
Insinyur wanita yang memiliki laptop itu menghapus keringat dari alis matanya dengan menggunakan lengan kemejanya dan melihat berita di layar tanpa ketertarikan.
“Semuanya
การแปล กรุณารอสักครู่..
