Seperti yang sudah ia duga, semua yang ia lakukan pasti sia-sia seperti dulu. Ketika masih sekolah, Dean mengikuti ekskul badminton agar terus bisa melihat Sherin yang waktu itu memang ekskul badminton, tapi seminggu kemudian Sherin berhenti dari ekskulnya. Juga banyak hal yang lainnya. Dan sekarang? Sherin tak pernah bertegur sapa dengan Dean kalau saja Dean tidak menegurnya duluan, itupun tak pernah ada jawaban. Ia sering bertemu dengan Sherin, tapi Sherin seolah-olah tak mengenal Dean. Dean sangat kecewa. Ia ingin menyerah, tapi tekadnya sudah bulat. Sesulit apapun, ia akan membuat Sherin jatuh cinta padanya.