( Seri-1 )
M u q a d d i m a h
Segala puji hanya milik Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabat.
Saat ini kita akan bersama-sama mengkaji tauhid dan materi pertama yang akan kita
bahas adalah berkenaan dengan muqaddimah yang sangat penting, yang mana dari
muqaddimah ini kita akan mengetahui betapa besar kedudukan tauhid dibandingkan dengan
amal-amal yang lainnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan dalam surat Adz Dzaariyaat:
56:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada- Ku”
Jadi tujuan kita diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hidup di dunia ini adalah
dalam rangka mengabdi kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala bukan mengabdi kepada selain
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita sebagai hamba Allah, tentu kita adalah abdi bagi Allah dan kita
hanya menghambakan diri dan mengabdikan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Saya ulangi… tujuan kita di dunia ini bukan apa-apa, tapi untuk mengabdi “liya’ buduun”
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Adapun bumi dan isinya beserta semua pernak-perniknya
Allah ciptakan untuk bekal kehidupan kita. Allah ta’ala berfirman:
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu”. (Al Baqarah: 29)
Jadi, bumi dan segala isinya, baik yang ada di perut bumi ini dan di atas bumi ini
semuanya Allah ciptakan buat kita, sedangkan kita diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa
Ta’ala untuk mengabdi kepada-Nya… maka amat sangat keliru bila orang sibuk mengorbankan
agama, mengorbankan pengabdiannya kepada Allah dalam rangka mencapai kehidupan dunia
yang sesaat, padahal itu adalah bekal dalam hidup mengabdi mencapai ridha Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Banyak sekali manusia mengorbankan tauhidnya, mengorbankan diennya untuk
mendapatkan materi, mendapatkan uang, makanan, atau harta benda lainnya dari dunia yang
fana ini padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat menghati-hatikannya:
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan
dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaithan yang pandai menipu,
memperdayakan kamu tentang Allah”. (Faathir: 5)