CERPEN KISAH NYATA
PERJUANGAN SEORANG IBU
Kisah terjadi dikehidupan nyata saya,dimana masih keluarga terdekat saya,seperti sebelumnya dimana saya berperan sebagai pelaku,dengan gaya (aku).
Ikuti ya kisah cerpen berikut ini :
Aku seorang lelaki yang kini telah berrumah tangga dan baru menikah seminggu yang lalu,bisa dikatakan saya masih pengantin baru,kisah ini nyata saya alami dimana perjuangan seorang ibu yang ingin memberikan kebahagiaan dan masa depan yang terbaik buat anaknya,dan saat ijab qabulku beliau tiada disisiku lagi tepatnya 2 tahun yang lalu ibuku meninggal dunia,dimana belum sempat mencicipi apa yang diperjuangkan selama ini,dan aku sebagai anak belum sempat menbalas semua jasa jasanya,kini hanya lantunan doa dalam setiap sholatku yang hanya bisa kuberikan padanya.
Ibuku seoarang wanita pekerja keras demi ingin mensejahterakan anak anaknya,walaupun aku masih mempunyai seorang ayah,namun ayahku hanya seorang mantan pelaut yang kini hanya sebagai calo pengurusan surat surat pelayaran,bisa dibayangkan apakah bisa menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi?tidak,karena penghasilan ayahku tiada menentu dan uang belanjapun tiada pernah ibuku merasakannya,hanya tumpukan hutang ayah yang membebani perjalanan ibuku.
Ibuku wanita yang ulet berjualan nasi ayam goreng yang Alhamdulilah bisa dikatakan banyak pelanggan dari kalangan atas,masakan ibuku pas buat selera orang orang kantoran,jadi tak jarang sering dapat orderan dari kantor kantor.dari hasil tersebut ibuku bisa menyekolahkan aku hingga perguruan tinggi dan membelikan aku dan adikku sepeda motor baru,tanpa kredit.ibuku selalu tersenyum padaku tiada mengeluh padaku,jadi aku anggapnya ibuku baik baik saja ,tiada beban dalam kehidupan kami.
Aku dua bersaudara,adikku masih dibangku SMU,sedangkan aku kuliah di perguruan tinggi elit di kota Surabaya.aku bangga dengan ibuku.hanya satu harapan ibuku,aku harus jadi lelaki yang penuh tanggung jawab pada keluarga.dan mempunyai masa depan yang cerah.
Ibuku mengharapkan aku setelah wisuda nanti,menjadi seorang pegawai negeri (PNS)itu harapan ibuku yang selalu diimpikan.namun aku sadar aku masih punya adik yang pasti juga butuh biaya jika kuliah nanti,jadi aku bilang ke ibuku,biar adik saja yang jadi PNS karena adikku tidak katanya tidak mau kuliah,jadi menurutku adilkan aku seorang sarjana dan adikku seorang PNS.
Namun semua harapan hanya harapan,ternyata Allah menggariskan lain.sudah bukan rahasia lagi waktu itu dimana untuk menjadi pegawai negeri tidak mudah.dimana saya tidak bisa menceritakan secara jelas,intinya untuk menjadi pegawai negeri ibuku harus menyiapkan dana sebesar 40jt itu kalau keterima dan kalau tidak uang akan dikembalikan,akhirnya demi ingin mewujudkan itu semua,ibuku berambisi penuh harus bisa mendapatkan uang sebesar itu.
Bisa terbayangkan setiap hari ibu banting tulang,terima segala pesanan tiada mempedulikan tubuhnya yang lelah dan sakit.masih ku ingat dua tahun silam tepatnya dibulan Januari aku wisuda dengan waktu yang tak lama untuk dibangku kuliah,karena aku ingin cepat mencari kerja buat bantu ibuku mencari uang demi membantu mencari uang dimana bulan Juni harus bisa diserahkan.
Alhamdulillah aku tergolong mahasiswa yang tidak bodoh jadi bangku kuliah hanya ku ciicipi 4tahun saja.bisa terbayangkan betapa bangganya ibuku yang seorang diri banting tulang bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana,ibuku cantik waktu diacara wisudaku,dan dirumah ibuku sudah menyiapkan sedikit hajatan atas kelulusanku,namun tanpa disangka malam itu juga nenek aku,ibu dari ibuku meninggal dunia jadi pesta kelulusanku berubah jadi duka,dimana tawa berubah jadi hujan tangis.
Lima bulan sudah aku mencari kerja,sekarang bulan Juni,ibuku bingung uang masih terkumpul 30juta dan masih kurang 10 juta,sementara aku masih belum bisa membantu,karena belom mendapatkan pekerjaan aku menyadari ternyata titel tidak menjamin apapun,sekarang yang penting itu ada koneksi.masih kuingat tepatnya tanggal 19 Juni,ibuku belanja banyak karena besok paginya ada orderan prasmanan dari salah satu instansi pemerintahan,bisa dibayangkan betapa sibuknya ibuku,tiada mengenal tubuhnya ini lelah.tepat sore hari ibuku belanja segala keperluan dengan diantar adikku,dan sesampai dirumah semua perbelanjaan itu langsung diolah.aku ingat ibuku mengatakan secara tiba tiba”Nak kamu besok kalau besar,harus bisa bahagiakan istrimu,kasihan jika harus seperti ibu,itulah gunanya lelaki sebagai kepala keluarga,”itu kalimat ibuku yang masih kuingat selalu.
Namun tiba tiba ibuku mengatakan,kepalanya pusing lantas aku cepat ambilkan obat sakit kepala,setelah diminum dapat 15 menit tiba tiba ibuku pingsan dan seperti orang lagi ngorok(dengkur) dan hujan tangispun terjadi,aku langsung membawa ibu ke rumah sakit,namun apa kata dokter ?
“ibuku sudah koma,dan jika sadar kondisi ibuku akan lumpuh total,Ya Allah aku langsung histeris,ibu maafkan anakmu yang tak sempat membalas segala jasamu,ibu aku akan merawatmu jika memang yang Diatas mengijinkannya”
Aku terus berdoa dan berdoa ,fadilah yasinpun terus berkumandang dari seluruh keluarga.namun tepat pukul 2 dini hari dimana hanya ada aku,budhe serta sepupuku (Arzintha,salah satu admin di page ini)menemaniku menunggui ibuku,tiba tiba tubuh ibuku kulihat mengejang,,Arzintha langsung teriak panggil dokter.bisa dibayangkan betapa paniknya aku,takut terjadi hal hal yang tidak kuinginkan terhadap ibuku,namun ternyata dokter mengatakan,tiada harapan,aku lemas aku lunglai,namun aku harus kuat,ibuku lagi menghadapi sakaratul maut,aku harus bisa membimbingnya.
Dari sini juga ini pengalaman pertama saya melihat orang lagi ditarik nyawanya, Ya Allah ringankanlah jalann ibuku,permudahkanlah naza’nya.dokter seolah tau dan merasakan perjalanan nyawa terlepas dari raga,aku terus perhatikan tangan dokter menekan di perut ibuku sambil berkata “ayo terus kalian harus kuat,gak boleh tangis tuntun ibumu dengan sekuatmu ucapkan Allah Allah Allah terus ditelinganya,ayo terus nyawanya sudah didada terus kamu kuat nak,kamu kuat terus ucapkan Allah,kasihan ibumu terus nak,nyawanya sudah dileher terus ini yang terakhir cepat ucapkan terus Allah,,pas tangan dokter menutupkan mata ibuku,dokter mengatakan sudah nak,ibumu sudah pergi,dan bisa dibayangkan?meledaklah tangisku yang kutahan dari tadi.
“ibu ibu ibu,maafkan anakmu ibu,aku tiada sempat membahagiakanmu,ibu bagaimana ku harus membalas budimu?aku sudah sarjana sesuai keinginanmu namun tiada hasilku yang bisa kau nikmati ,ibu,ibu ibu “
Hujan tangispun terjadi dirumah kami,karena semua tetangga tau ibuku wanita yang baik hati dan tiada pernah sakit,namun ternyata itu disimpan ibuku,sebetulnya ibuku kondisi sakit namun demi perjuangan membahagiakan anaknya sakit itu terkalahkan oleh impian demi anaknya,terakhir kata dokter “semua pembuluh nadi ibuku pecah:.
Akhir cerita,kini aku baru menikah dan bekerja sebagai pengawas disalah satu pabrik,sedangkan adikku tidak jadi masuk PNS namun sudah bekerja disebuah finance pembiayaan sepeda motor.sekarang hanya tinggal ayahku,biarpun dia tiada pernah menafkahi namun dia tetap orang tuaku,walaupun aku tau betapa bencinya ibuku kepada ayahku,kini ayahku sudah tua dan aku merawatnya,hingga sampai kini yang tak pernah aku habis pikir,,
”Ya allah ada rahasia apakah dibalik semua ini?kenapa ibuku yang banting tulang demi anaknya tiada menikmati hasilnya?sedangkan ayahku yang tiada pernah menafkahi kami,kini bisa menikmati hasil jerih payahku,
Semua itu rahasiamu,Ya allah
Wallahu a’lam bishowab
Sekian kisah nyata ini,semua kejadian ini nyata saya alami bersama saudara saya Arzintha.dan pesan saya,selagi masih ada umur janganlah menyianyiakn orang tua.sayangi beliau dan satu bahagiakan sebisa mungkin,sebelum semuanya berlalu.
—
Sumber : Page selayang pandang